Mengapa Bisnis Harus Menggunakan Jejaring Visualisasi



Penulis: Rio Dwisandy

Di Indonesia beberapa jejaring visual seperti Instagram dan Pinterest tidak banyak digunakan oleh banyak perusahaan-perusahaan. Instagram dan Pinterest kebanyakan digunakan oleh pribadi atau ajang promosi perusahaan yang berkaitan langsung seperti perusahaan jasa fotografi, videografi dan beberapa perusahaan yang terkait lain. Akan tetapi ternyata penyataan Sharad Verma (CEO Piqora)mengatakan hal yang berbeda. Seharusnya perusahaan-perusahaan menggunakan situs-situs ini sebagai jembatan promosi. Saya membaca dengan teliti tulisan atau bedahan Sharad Verma lalu saya mencoba menganalisa dan membuktikan lewat fakta-fakta yang terjadi. Ternyata apa yang diungkapkan oleh Sharad Verma memang kuat.
Alasan pertama adalah dasar jaringan atau komunitas. Kita tidak dapat memungkiri bahwa komunitas pencinta image atau gambar (gambar bisa berupa foto, sketsa tangan/ilustrasi dan seni gambar lainnya) sangat banyak sekali. Sehingga jejaring ini bisa digunakan untuk melakukan ‘brand activity’. Apalagi baru-baru ini ditemukan fakta bahwa orang pelihat gambar dan belajar dari gambar sangat tinggi sekali. (lihat bedahan tentang infografik – pengetahuan bergambar). Sebenarnya kebanyakan orang salah mengartikan (saya temukan di Indonesia) bahwa media sosial untuk membuat jaringan hanya facebook dan twitter. Akan tetapi instagram dan Pinterest juga adalah media jejaring sosial juga. Cuma Instagram dan Pinterest menggunakan gambar sebagai basis utamanya.
Alasan kedua adalah visualisasi dapat menjadi pembentuk image sebuah perusahaan. Image yang high class bisa ‘membawa’ perusahaan tersebut kepada kelas atas juga. Masih ingat di pikiran saya ketika melihat iklan sebuah merek alat-alat kantor. Dahulu dalam iklannya, mereka menggunakan model orang-orang kantor yang gagah, bersih dan rapi (untuk pria) dan wanita kantor yang elegan dengan jas dan senyuman yang manis dalam menyampaikan pesan. Akan tetapi kini perusahaan tersebut menggunakan gambar-gambar hasil dari alat tulis mereka sebagai penyampaian pesan.Mungkin sebagian kita akan berfikir,” Iya jelas karena perusahaan itu masih sangat dekat kaitannya dengan gambar-menggambar.” Saya melihat fakta kini beberapa perusahaan lain seperti perusahaan automotif-pun menggunakan fasilitas gambar (dalam kasus ini gambar dalam bentuk foto dan sketsa). Dan ada fakta yang sedikit saya mengejutkan adalah ketika saya menemukan beberapa hotel (lewat seorangfotografer) menggunakan instagram dan pinterest sebagai ajang promosi. Lalu saya bertanya apa impact-nya ? Ternyata para likers (sebutan penyuka foto untuk instagram) menanyakan letak/lokasi hotel dan bahkan mereka berjanji untuk datang ke tempat tersebut. Ini saya buktikan sendiri, lewat akun instagram saya (Rio Dwisandy). Kurang lebih baru bulan April 2013 ini saya ‘bermain’ kembali instagram akan tetapi dampak seperti yang hotel itu rasakan, juga saya rasakan. Ada beberapa orang yang bertanya tentang lokasi foto saya (semua foto saya ambil di Indonesia) dan bahkan berjanji apabila ke Indonesia akan ke tempat tersebut.
Maka saya menyimpulkan bahwa trend gambar sekarang ini telah meningkat pesat. Itu sebabnya kepada beberapa pemimpim perusahaan terutama teman dekat saya, untuk me-redesign image atau meng-upgrade brand image-nya. Akan tetapi dalam merubah image, haruslah hati-hati karena bisa jadi justru itu menjadi ‘blunder’ (dalam permainan sepakbola berarti kesalahan sendiri). Butuh data dan telaah/analisa yang jauh kedalam.
Bagaimana agar tidak terjadi kesalahan sendiri :
  1. Kumpulkan data fakta sebanyak-banyaknya (selengkap-lengkapnya).
  2. Analisa data tersebut dengan seksama.
  3. Percayakan orang yang berpengalaman dalam membuat atau membangun image. Diskusikan dengan marketing perusahaan anda. Atau supervisi market harus dilakukan oleh orang dalam/marketing.
  4. Buatlah hasil (sementara).
  5. Lalu lemparkan hasil (percobaan) ke market yang cakupannya kecil. Lalu analisa hasil sementara. Akan tetapi analisa harus berbanding dengan jumlah market.
  6. Lalu kita akan mengetahui. Apabila terjadi ketidaktepatan market, bukanlah masalah besar. Justru itu menjadi masukan anda dalam menganalisa kembali. Ulangi langkah pertama sampai 5. Akan tetapi dengan market kecil yang berbeda.
  7. Disinilah diuji kemampuan ‘meracik’ ramuan marketing.
  8. Teruskanlah mencoba. Sampai market ‘terkena’.
Sekian tulisan dulu penjelasan saya kali ini. Akan tetapi saya hanya bisa mengusulkan, selebihnya terserah anda.

Jika anda tertarik untuk mengikuti perkembangan studio kami dan ingin mendapatkan info-info terbaru dari kami, ikuti media sosial kami di bawah ini:

Fanpage : Rio Dwisandy Studio
Twitter: RioDStudio
Instagram (Foto & Video): riodwisandybrandingstudio
Instagram (Desain): riodwisandydesignstudio

Comments